Coba Anda pikirkan, apa yang dulunya Anda inginkan saat awal memutuskan menjadi Pemilik Bisnis? Tentu banyak sekali impian yang anda inginkan seperti kebebasan financial, kebebasan waktu. Lihat kembali ke diri Anda sekarang apakah semua hal itu sudah tercapai?
Anda mungkin tidak lagi memikirkan hal itu. Namun, kebanyakan pemilik bisnis tidak sadar bahwa telah mencapai salah satu hal di atas seperti kebebasan financial. Akan tetapi, hal yang paling sulit diraih saat bisnis Anda sedang berkembang adalah kebebasan waktu. Anda sering merasa kurang waktu berkualitas dengan keluarga bahkan untuk diri sendiri saja tidak ada.
Untuk menjawab permasalahan Anda tentang keterbatasan waktu karena bisnis maka Anda perlu mengubah bisnis Anda menjadi bisnis autopilot. Bisnis Autopilot adalah sebuah bisnis dimana pemasukan pasif bisa didapatkan meskipun Anda sedang berlibur atau sedang tidur sekalipun.
Dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut bagaimana membangun bisnis autopilot. Anda akan memahami cara dan apa saja yang perlu dilakukan agar bisnis Anda berubah menjadi bisnis autopilot. Untuk lebih jelas, mari kita simak bersama.
1. Pembuatan Struktur Organisasi yang Jelas dan Sesuai Target
Struktur Organisasi adalah kerangka dalam sebuah bisnis. Dengan adanya struktur organisasi terlihat jelas posisi dan jabatan dari masing-masing individu dalam perusahaan. Jabatan dari masing-masing karyawan beserta nama sebaiknya dibuat jelas dalam struktur organisasi. Divisi-divisi dalam perusahaan juga dicantumkan dan diberikan tanda berupa garis untuk menyatakan hubungan atau keterkaitan antara satu bagian ke bagian lain atau antara satu individu dengan yang lain untuk mengetahui hubungan kerja dan tanggung jawab.
2. Penyeleksian dan Penempatan Karyawan
Anda perlu melakukan tes untuk mengetahui karakter, personality dan kemampuan dari karyawan Anda. Anda juga sebaiknya menyeleksi beberapa karyawan inti yang bekerja di bawah manajemen. Karyawan inti adalah orang-orang kepercayaan anda yang memiliki sikap kerja , kemampuan dan dapat diandalkan oleh perusahaan.
3. Rekrutmen Karyawan
Apabila perusahaan membutuhkan karyawan maka perlu dilakukan rekrutmen karyawan oleh bagian HR(human resource). Saat rektrutmen karyawan sebaiknya perusahaan memberikan tugas dan tanggungjawab yang jelas kepada karyawan baru. Akan lebih baik jika ada dokumentasi yang tentang tugas dan tanggungjawab mmasing-masing posisi. Bagian HR bisa menjelaskan tentang apa saja yang perlu dikerjakan secara detil, dan bagaimana aktivitas kesehariannya.
4. Pembuatan Surat Kesepakatan Kerja
Tujuan pembuatan surat kesepakatan kerja agar adanya kejelasan tentang tugas, tanggungjawab dan kemampuan karyawan serta aturan perusahaan sudah dimengerti oleh karyawan. Seperti dijelaskan di atas tentang penjelasan tugas dan tanggungjawab secara lisan. Surat Kesepakatan Kerja adalah bentuk dokumentasi dari tugas dan tanggungjawab tersebut.
Surat Kesepakatan kerja dibuat juga bertujuan menghindari kesalahpahaman antara karyawan dengan aturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Surat ini harus ditandatangani oleh karyawan dan diketahui oleh pemilik bisnis.
5. Ritual Keja & Sosialisasi Kultur Perusahaan
Dalam sebuah perusahaan tentu ada ritual-ritual yang biasa dijalankan. Ritual tersebut memiliki tujuan tertentu. Misalkan ritual meeting koordinasi setiap pagi lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Hymne Perusahaan atau Yel-yel. Tujuannya adalah membangun komuikasi antar bagian dan menciptakan semangat kerja. Contoh lainnya ialah berdoa sebelum memulai semua aktivitas pekerjaan. Nah, ritual dan kebiasaan seperti ini perlu diketahui oleh tiap karyawan di perusahaan Anda.
Selain ritual kerja, perusahaan pasti memiliki kultur perusahaan. Kultur perusahaan mungkin terdiri dari beberapa kata-kata. Anda dapat memberikan penjelasan makna dari setiap kata tersebut kepada karyawan Anda. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan sekaligus menanamkan kultur perusahaan dalam diri tiap karyawan. Contohnya saja kata Efektif. Anda disebut Efektif apabila melakukan segala hal sesuai pada waktu dan tempatnya. Seperti tidur saat waktu istirahat dan bekerja saat waktu bekerja.
6. Training Karyawan
Training disini bukan berarti hanya memberikan sosialisasi. Kedual hal itu adalah berbeda. Pada saat training, karyawan dipaksa dan dipacu untuk bekerja dengan hasil yang lebih maksimal. Materi dalam training disesuaikan dengan kebutuhan dari tim Anda. Permasalahan apa yang sering menghambat mereka dan butuh dilakukan training untuk melatih kelemahan mereka tersebut. Dalam training, karyawan tidak hanya mendengarkan saja namun harus praktek langsung terhadap apa yang telah disampaikan dan diberikan dalam training.
7. Coaching dan Mentoring
Menurut Anda bagaimana coaching dan mentoring bisa mengubah bisnis Anda menjadi autopilot? Dalam coaching, prinsip utamanya adalah bisnis coach akan bertanya dengan tujuan menggali potensi diri Anda. Lalu mentoring adalah sebagai kompas untuk membantu mengarahkan Anda membawa tim Anda ke jalan menuju tujuan Anda.
Karakter Coach yang dapat membantu Bisnis Anda menjadi Autopilot adalah:
- Mampu melihat peluang
- Memiliki network yg luas
- Memiliki pelatih bisnis yang peduli dan mampu melatih dengan benar
Ketiga karakter coach ini ada dalam diri tiap bisnis coach yang ada di GLC sehingga sudah banyak perusahaan di seluruh Indonesia yang dapat berjalan autopilot dengan bantuan bisnis coach dari GLC.
Dengan ketiga karakter coach tersebut bisnis Anda akan menjadi bisnis Autopilot tanpa perlu Anda pusingkan lagi. Anda dapat memberikan coaching dan mentoring tidak hanya untuk diri Anda namun kepada seluruh karyawan Anda terutama karyawan inti agar mereka memiliki kemampuan yang sama dengan Anda sehingga mampu menjalankan bisnis tanpa perlu arahan dari anda. Itulah arti keberhasilan dari bisnis autopilot.
8. Evaluasi kinerja
Hal paling penting yang sering dilupakan banyak pemilik bisnis adalah evaluasi kinerja. Setelah menjalankan sebuah sistem atau SOP (standar operasional perusahaan), pemilik bisnis cenderung merasa bisnis telah berjalan dengan baik sehingga tidak lagi dievaluasi. Pola pikir inilah yang dapat menghancurkan bisnis Anda lambat laun.
Setiap individu di perusahaan harus selalu diberikan evaluasi kinerja dengan rentang waktu tertentu. Umumnya dilakukan 1 tahun atau 6 bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk melihat kualitas dan kemampuan dari karyawan tersebut apakah masih cocok dalam posisi itu atau apakah ada peningkatan kemampuan sehingga ia bisa dipromosikan. Evaluasi ini merupakan hal yang penting untuk efisiensi dalam SDM. Tentunya evaluasi disarankan untuk dilakukan utamanya pada karyawan inti anda lalu ke karyawan lainnya.
Dari kedelapan langkah tersebut, silakan Anda pelajari dan praktekkan dalam perusahaan Anda semoga dapar membantu Anda memiliki bisnis autopilot. Apabila artikel ini bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk Anda jangan segan-segan untuk dibagikan ke orang lain atau klien Anda agar memberikan gambaran tentang bisnis autopilot.